Type to search

LENTERA FLASH

Budidaya Burung Murai Batu Dengan Sistem Poligami

redaksi Mar 3

GRESIK (LENTERATV) – Budidaya burung murai batu tidaklah mudah dilakukan para pecinta burung. Selain sulit, berkembang biak burung murai batu juga secara monogami. Namun peternak burung di Gresik menemukan cara yang lebih produktif ternak murai batu. Yakni dengan sistem pengembangbiakan poligami.

Mas Uki menyiapkan sarang yang cukup besar untuk mengembangbiakan murai batu medan miliknya. Berukuran 6 x 3 meter yang dibangun di lantai dua rumahnya, warga Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik meletakkan empat burung murai batu.

“Burung itu terdiri dari 1 jantan dan tiga betina,” kata Mas Uki.

Menurutnya ide pengembangbiakan dengan cara poligami itu muncul setelah ia merasakan sulitnya mengembangkan burung murai batu. Menurutnya, membudidaya burung bernama latin copychus malabaricus memang tak mudah. Butuh tenaga ekstra untuk merawatnya.

“Burung ini dikenal merupakan hewan monogami atau hanya berpasangan dengan satu betina. Jadi cocok-cocokan,” terangnya.

Kemudian ia mulai bereksperimen, yakni menggunakan sistem poligami. Ternyata eksperimen ternak poligami berhasil. Murai batunya lebih produktif. Bahkan dalam setahun bisa bertelur sebanyak 6 kali dan semuanya berhasil menetas.

“Saya sudah coba dua tahun ini. Memang berhasil,” katanya.

Mas Uki menceritakan, burung yang memiliki suara indah dengan bulu ekor yang panjang ini adalah primadona bagi para pecinta burung. Berawal dari membeli sepasang burung murai, dirinya mencoba beternak namun gagal.

Akhirnya pemilik graha sakura birdfarm ini, mencoba bereksperimen dengan teknik poligami. Ia tidak memiliki kendala yang berarti lantaran kandang burung dan habitatnya sudah dirancang sedemikian rupa.

“Sebagai penunjang, saya berikan pakan alami seperti jangkrik, cacing, serta tambahan pakan konsentrat dan cangkang kepiting,” terangnya.

Menurutnya, jangka mulai bertelur hingga menetas butuh waktu 1 bulan. Setelah itu, 12 hari baru bisa keluar kandang tapi belum bisa makan sendiri. Sehingga tetap harus “diloloh” manual.

Burung murai yang berhasil diternakannya pun laku terjual hingga jutaan hingga puluhan juta rupiah per ekor.

Diketahui, burung murai adalah burung kicau yang saat ini sudah mulai terancam akibat perburuan yang liar. Burung ini penyebarannya di seluruh pulau Sumatera, Semenanjung Malaysia dan juga tersebar di sebagian pulau jawa.

Budidaya murai batu bukan hanya faktor jual beli melainkan menjaga habitat murai asli Indonesia terangnya kepada LenteraTV.(sahlan)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *