Type to search

LENTERA FLASH

Kirab Kadipaten Surabaya

redaksi Oct 10

Kehadiran Wawali-Puti Buat Kirab Kadipaten Lebih Berarti

Kirab Kadipaten Surabaya rutin digelar tahunan oleh warga Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri. Seperti halnya, Minggu (28/10) pagi, kirab yang sama kembali dihelat.

Istimewanya, Wakil Walikota Whisnu Sakti Buana menghadiri event yang kini menjadi agenda wisata tersebut. Lebih istimewa lagi, Puti Guntur Soekarno tak ketinggalan hadir dan berbaur di tengah warga. Puti adalah cucu Proklamator Bung Karno. Kini Puti diketahui merupakan calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI, dari PDI Perjuangan, daerah pemilihan (Dapil) Jatim 1 meliputi Surabaya-Sidoarjo, nomor urut 2.

Setelah mengikuti serangkaian awal acara, Whisnu Saktu Buana dan Puti tak ketinggalan berziarah ke makam Raden Sawunggaling atau Joko Berek. Sawunggaling menjadi bagian legenda Kota Surabaya sebagaimana cerita Babad Suroboyo yang diceritakan warga secara turun temurun.

“Menurut saya ini (Kirab Kadipaten Surabaya) merupakan satu kegiatan yang mencerminkan Pancasila. Keberagaman, toleransi ditampilkan dalam kirab oleh warga,” terang Puti saat ditemui di lokasi.

Apresiasi kembali diberikan Puti untuk warga Lakarsantri, tepatnya Kelurahan Lidah Wetan. Menurutnya, kirab mampu mencerminkan kerukunan dan keguyuban warga Kota Surabaya. Tidak benar jika warga kota hidup individual dan cenderung acuh dengan lingkungan sekitar. Anggapan tersebut tidak berlaku untuk Surabaya.

“Jadi jika ingin mengetahui budaya Indonesia tidak usah jauh-jauh, kita lihat saudara kita sendiri. Kita lihat tetangga kita, kita lihat kampung kita sendiri, dan ini tercermin dari kegiatan yang rutin dilakukan Keluarga Besar Sawunggaling ini yang mengadakan kirab,” ujarnya.

Sekadar diketahui, Surabaya dulunya merupakan sebuah kota kadipaten yang keberadaannya tak lepas dari peran besar Raden Sawunggaling. Meski ada yang mengatakan bahwa sosok Sawunggaling adalah bagian dari cerita rakyat tentang berdirinya Kadipaten Surabaya, namun sosoknya sangat melegenda.

“Persatuan akan budaya kita, persatuan akan keragaman etnis, bahasa, dan suku. Inilah yang kemudian pada saat itu para pemuda bersama-sama memiliki komitmen bahwa kita hidup satu dan bersatu untuk Indonesia. Satu Bangsa akan tetap ada dimuka bumi Indonesia,” katanya.

Puti tak lupa berpesan ke khalayak yang memadati lokasi acara, “Merdekalah engkau dengan gayamu tetapi jangan lupakan budayamu Indonesia, Merdeka,” tandasnya.

Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana menambahkan, kirab digelar bersamaan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Dia mengapresiasi semangat dan kegotong-royongan pemuda Lidah Wetan yang ikut cancut taliwondo, terlibat langsung dalam mempersiapkan dan pelaksanaan Kirab Kadipaten Surabaya. Semangat mereka selaras dengan semangat Sumpah Pemuda.

Sementara itu, iring-iringan Kirab melalui perbatasan kelurahan, yakni dengan Kelurahan Lidah Kulon. Roda perekonomian masyarakat sekitar berputar sedikit lebih cepat selama kirab berlangsung. Warga berjualan makanan dan minuman hingga mainan anak-anak. Disisi lain, panitia menggratiskan kuliner yang dijajakan tiap lapak. Warga bisa menikmati tanpa harus merogoh kocek

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *