Type to search

LENTERA FLASH

Desain Basic Anatomi UK Petra Surabaya

redaksi Aug 8

Ilmu Pola Busana dari Basic Anatomi, Besutan Baru UK Petra Surabaya

Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya membuka program baru. Namanya Desain Fashion dan Tekstil (DFT). Program baru ini mewajibkan mahasiswa angkatan 2018 menjalani perkuliahan sejak pertengahan Agustus 2018.

DFT fokus pada bidang inovasi desain, kekinian, memiliki nilai jual dan mengangkat konten lokal. Program ini merupakan respons terhadap himbauan Presiden Joko Widodo, agar perguruan tinggi gesit melakukan perubahan sebagai antisipasi era distrupsi. Apabila tidak, bisa jadi yang diajarkan setelah lulus profesinya sudah tidak ada.

“Karena berubahnya begitu luar biasa, perguruan tinggi juga diminta untuk gesit. Kalau tidak, bisa jadi yang kita ajarkan setelah mereka lulus profesinya sudah tidak ada, sudah tidak ditemukan lagi,” ungkap Prof. Djwantoro Hardjito, rektor UK Petra.

Dalam bidang yang baru dibuka UK Petra ini memberikan ilmu pola busana yang harus dipahami mahasiswa. Yang paling dasar adalah memahami anatomi manusia. Sehingga nantinya mahasiswa desainer mampu menghasilkan karya kontemporer yang menjawab masalah fashion sekaligus fashion untuk difabel.

Pun, konsep penemuan solusi melalui karya fashion menjadi penting dalam program studi ini. Hingga inovasi yang diberikan pun tidak hanya punya dampak positif pada lingkungan, tetapi memiliki nilai komersial.

“Inovasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan lokal konten seperti tenun ikat, jumputan, batik dan lain-lain. Sekaligus memberdayakan masyarakat lokal dan memberi nilai sosial, innofashion merupakan nyawa atau inti dari semua karya fashion yang dihasilkan,” ujar Maya, salah seorang mahasiswi.

Bukti lainnya dijelaskan oleh Stacia Angela, mahasiswa lainnya, yang telah merancang karya desain fashion yang dinamai re-purify. Desain ini mengusung tentang lingkungan terutama air. Desain dengan tema ini memberikan pesan bahwa lingkungan sudah mulai parah. Terlebih lagi fashion yang semakin marak dan banyak brand bermunculan.

“Jadi masalah fashion ke lingkungan itu semakin parah, terutama ke air. Kalau pakai bahan kimia pewarna, terutama produksi jeans. Itu kan ada proses pencuciannya, airnya itu ngalir ke sungai yang mana nanti dikonsumsi sama kita,” kata Stacia.

Program studi DFT tak luput dari banjir apresiasi. Diantaranya Embran Nawawi, yang merupakan fashion desainer di Surabaya. Kemudian, Aryani Widagdo, pendiri Arva School of Fashion, dan Anne Aventie seorang desainer yang tak asing dalam industri fashion di tanah air. Tak luput juga FX Heru seorang tenaga ahli fashion dan tekstil dari Kementrian Perindustrian.

Penulis : Esti
Editor : Nano, Abeng
Video : Surya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *